Dia mencari sunyi
Dibalik sela matahari
Sepertinya detak itu ingin tetap berlari
Antara satu dan debu
Ruang ini menderu
Biru...
Merah...
Ungu...
Dan pada jarak antara itu dia berlalu
“ Beloklah kesana !! “
“ Aku tak ingin surga... “
“ Beri saja aku cahaya !! “
Senja...
09.51 A.M
110907 “ Dia menuju senja... “
bahasa ini disusun, sebagai pengingat bagi kedua kaki tentang peta menuju rumah; bentang pemandangan yang akrab kukenal
Tuesday, February 5, 2008
Aku Hanya 20
Aku benci akan hal ini
Hei...
Aku hanya ingin kau mengerti
Seperti apa aku emosi
Saat orang yang hanya berumur 20
Menahan pikiran dari amarah !!!
Engkau dan aku tak tahu
Ini tentang egoku...
Hampir lepas mencabik
Tembok batu bisu...
Darahku memang seperti ini !!!
19.49 P.M
160807
Hei...
Aku hanya ingin kau mengerti
Seperti apa aku emosi
Saat orang yang hanya berumur 20
Menahan pikiran dari amarah !!!
Engkau dan aku tak tahu
Ini tentang egoku...
Hampir lepas mencabik
Tembok batu bisu...
Darahku memang seperti ini !!!
19.49 P.M
160807
Negeri Surga
Tanah ini menjunjungku
Dari batu dan rumput bambu
Yang basah saat embun menyapa
Tanahku…
Pernahkah engkau melihat surga
Saat mata melihat pelangi
Tubuh kecil yang tersiram mentari
Dan hujan berlari menemani
Menjadi jiwa yang lepas…
Merdeka…
Dan yang membentang itu
Dan barat dan terus ke ujung timur
Tahukah engkau apa surgaku ?
Atas pantai yang berpasir
Atas gunung yang terukir
Ataupun hijau yang menghampar
Dan birupun berombak berdebar
Inilah surgaku khatulistiwa
Ketika sungai menghidupkannya
Semua itu intan…
Semua itu emas…
Semua itu Indonesiaku…
00.13 A.M
120807
Dari batu dan rumput bambu
Yang basah saat embun menyapa
Tanahku…
Pernahkah engkau melihat surga
Saat mata melihat pelangi
Tubuh kecil yang tersiram mentari
Dan hujan berlari menemani
Menjadi jiwa yang lepas…
Merdeka…
Dan yang membentang itu
Dan barat dan terus ke ujung timur
Tahukah engkau apa surgaku ?
Atas pantai yang berpasir
Atas gunung yang terukir
Ataupun hijau yang menghampar
Dan birupun berombak berdebar
Inilah surgaku khatulistiwa
Ketika sungai menghidupkannya
Semua itu intan…
Semua itu emas…
Semua itu Indonesiaku…
00.13 A.M
120807
Titik Nol
Selamat malam
Menyapa hidup di titik nol
Namun masih beku menemaniku
Dingin bermain ruang dan waktu
Kosong...
Tanganku masih kosong
Tapi aku belajar menari
Saat aku belajar berlari...
Dan sampaikan pada hujan
Aku tak takut menyapa badai
Dan gerimis mencariku menangis
Aku pasti akan terbang
Mencoba sayap baru di punggungku
Menembus awan udara dan debu
Langit masih disitu
Masih tinggi membisu
Menunggu aku di titik nol
08.53
010907 “ Mencoba terbang... “
Menyapa hidup di titik nol
Namun masih beku menemaniku
Dingin bermain ruang dan waktu
Kosong...
Tanganku masih kosong
Tapi aku belajar menari
Saat aku belajar berlari...
Dan sampaikan pada hujan
Aku tak takut menyapa badai
Dan gerimis mencariku menangis
Aku pasti akan terbang
Mencoba sayap baru di punggungku
Menembus awan udara dan debu
Langit masih disitu
Masih tinggi membisu
Menunggu aku di titik nol
08.53
010907 “ Mencoba terbang... “
Cerita Malam Tak Terpejam
Ilusi menatap mimpi
Yang masih tertimbun di bawah kasur
Dan malam ini malam yang lain
Saat aku mengais lelap
Kipas angin berputar angkuh
Seperti pangeran melepas peluh
Mencoba menyindir kusut di mataku
Dan suara itu masih melintas ramai
Kadang berhenti di otakku
Melagukan setiap kenangan
Pada sebuah kotak bernyanyi
Aku menatap malam yang kejam
Saat mata ini tak pernah terpejam
Pelupuk mataku terhalang jelaga
Seperti malam ini tak berujung
Melawan satu mimpi yang terhenti
Menemani tiap detak yang berlari
Berdetik berputar menit terhampar
Memaksa tubuhku terus berdebar
Ketika terpejam tubuh bersandar
Tapi ku tak tahu...
Sekuat apa kuharus mencoba
Ketika kenanganpun mampu memudar
Apakah pekat kenangan inipun mampu ?
“ Derita seorang insomnian “ 23.00 P.M
120607
Yang masih tertimbun di bawah kasur
Dan malam ini malam yang lain
Saat aku mengais lelap
Kipas angin berputar angkuh
Seperti pangeran melepas peluh
Mencoba menyindir kusut di mataku
Dan suara itu masih melintas ramai
Kadang berhenti di otakku
Melagukan setiap kenangan
Pada sebuah kotak bernyanyi
Aku menatap malam yang kejam
Saat mata ini tak pernah terpejam
Pelupuk mataku terhalang jelaga
Seperti malam ini tak berujung
Melawan satu mimpi yang terhenti
Menemani tiap detak yang berlari
Berdetik berputar menit terhampar
Memaksa tubuhku terus berdebar
Ketika terpejam tubuh bersandar
Tapi ku tak tahu...
Sekuat apa kuharus mencoba
Ketika kenanganpun mampu memudar
Apakah pekat kenangan inipun mampu ?
“ Derita seorang insomnian “ 23.00 P.M
120607
Banyubiru Juli ‘07
Dingin mendekapku hangat
Dan sepertinya aku terbuai
Meratap tiap helai kabut
Yang berkabut berlapis
Memanggil gerimis
Dan menjadi hujan
Satu suara berisi canda
Dan menjadi pelangi
Mimpi mimpi di ujung hari
Ketika temaram berubah malam
Sambil bercerita berjumpa sang surya
Kita tetap bersama
Tapi bukan menunggu
Bunyi lonceng dari Roma
Atau sabda seorang raja
Bukan...
Hanya sajak yang teruntai
Berteman sebait detak
Yang tak retak...
Menjadi satu awal cerita
Percakapan di bulan Juli
“ Mencoba mengenang Banyubiru “
20.03 230707
Dan sepertinya aku terbuai
Meratap tiap helai kabut
Yang berkabut berlapis
Memanggil gerimis
Dan menjadi hujan
Satu suara berisi canda
Dan menjadi pelangi
Mimpi mimpi di ujung hari
Ketika temaram berubah malam
Sambil bercerita berjumpa sang surya
Kita tetap bersama
Tapi bukan menunggu
Bunyi lonceng dari Roma
Atau sabda seorang raja
Bukan...
Hanya sajak yang teruntai
Berteman sebait detak
Yang tak retak...
Menjadi satu awal cerita
Percakapan di bulan Juli
“ Mencoba mengenang Banyubiru “
20.03 230707
Aku Ingin
Aku ingin...
Mengalahkan histeria kata
Dan sunyi berhembus
Setelah angin yang hanya kosong
Dan kata hati
Hanya lukisan sebuah emosi
Egoku berlari dalam pekatnya hari
Berlari buta...
Dan tak mengerti bahwa timur telah terpasung
Dalam senja di ufuk barat
Ketika harapan itu
Hanya berakhir terurai
Dan tanganku telah rapuh
Dan mataku telah terpejam
Meminta...hanya meronta...
Semoga senja masih disana
Berdiri diatas warna pelangi
Berdiri tinggi menyapa mentari
Namun tetap saja...
Ego ini hanya refleksi kata hati
050607
Mengalahkan histeria kata
Dan sunyi berhembus
Setelah angin yang hanya kosong
Dan kata hati
Hanya lukisan sebuah emosi
Egoku berlari dalam pekatnya hari
Berlari buta...
Dan tak mengerti bahwa timur telah terpasung
Dalam senja di ufuk barat
Ketika harapan itu
Hanya berakhir terurai
Dan tanganku telah rapuh
Dan mataku telah terpejam
Meminta...hanya meronta...
Semoga senja masih disana
Berdiri diatas warna pelangi
Berdiri tinggi menyapa mentari
Namun tetap saja...
Ego ini hanya refleksi kata hati
050607
Subscribe to:
Posts (Atom)