Friday, August 7, 2015

Epitaph

Kita berjalan. Kemana tujuan?
adakah yang hendak berbagi angan? Angin?
Hanya mendesir dan tak pasti
sedang suatu saat, nanti, kita mati

Seperti berlayar. Kemana dermaga?
Jadi nelayan atau kembara?
Pada laut tenang atau gelombang?
Hanya kapal harus seimbang

Hidup tidak pernah perduli
Seperti seekor kuda hitam. Melaju ia
Sejauh padang rumput, seluas bujur pantai
Hidup tidak peduli, tenggelam atau mati
Asal masih cukup tenaga
Jangan! Jangan sekalipun menyerah pula!
Hidup!
Hidup di jalani! Hidup di layari!

kbm, 160615

Pelita

:MyWife

Wajahmu sering sayu
penuh bekas nakal si bocah nakal
Anak kita yang tampan

Matamu, hanya dua bola mata
Biasa saja. Tak ada kilau
seperti permata

Kau adalah pengeluh paling ulung
dalam hidup kita yang biasa
namun kita bedoa,
semoga bersahaja
dan cukup seperti begitu saja

Kau tidak sempurna
Tapi, Tuhan melekatkan ketidaksempurnaan
kita berdua. Dan kita saling dijaga
oleh cinta
oleh lengkung relung abadi Yang Maha Kuasa

kbm, 160615

Permohonan Maaf

Kepada buku dan pena,
yang sering bertanya: "kemana jemari?"
permohonan maaf bagi mereka berdua
karena letih, karib setia waktu malam telah tiba
hingga, sajak hampa
puisi tak tercipta

kbm, 160615

Hutan Milik Ibu

Dimana aku dapat membeli waktu?
atau kata-kata yang bisa kutempel pada dinding kamarku
Padahal pohon-pohon tua telah tumbuh dibalik punggungmu
Seperti lumut

Aku melihat asap tebal dari punggungmu yang terbakar
Seperti hutan milik ibuku,
yang sudah kehilangan kayu dan beribu-ribu
kenangan tentang masa lalu
Dari mulutmu muncul api
Sebab itu kau harus pandai menutup mulut
agar kebakaran tak dapat melahap waktu
yang sudah susah payah kau tukar dengan kata-kata

Kata-kata ku seperti lumut,
menempel ke pepohonan, dan memberikan keberanian
Seperti doa
Doa dariku untuk ibu
Untuk hutan miliknya, juga tanah serta akar dibawahnya
Semoga seluruh makhluk bumi sehat senantiasa
Hingga masa depan terjaga
Bagi semua anak cucu kita

kbm, 170415

Lagu Lelap


Aku mau terbangun dalam tumpukan buku
Dalam halaman-halaman cerita,
di kedalaman huruf dan tanda baca
Supaya saban malam aku mampu berdongeng
Untuk lelaki kecil tampan dan ibundanya,
menjelang lelap tidur mereka

*

Aku mau tidur khidmat dalam sebuah puisi
Di nina bobo kalimat-kalimat ku sendiri
Hingga aku bermimpi, tentang rumah
Tentang cinta, tentang seluruh perasaan bahagia di dalamnya
Dan tentang puisi
Jatuh cintaku yang paling abadi

kbm, 010315