Wednesday, December 3, 2014

Jangan!

Jangan pernah pergi,
tanpa mengucapkan selamat tinggal.
Perjalanan yang kau tempuh nanti,
penuh badai dan api.

Jangan datang kembali,
lalu mengatakan selamat tinggal.
Perjalanan yang telah ku tempuh ini,
benar - benar sepi dan sendiri.

kbm, 140914

Mengapa Engkau

Mengapa engkau berteman dengan jarak?
Sedangkan dia selalu memisahkan cintamu
dengan engkau
Dalam ruang yang remang hampa
Kau mengukur kota, pada peta yang buta
*
Mengapa engkau bermain bersama waktu?
Sedang cinta dan dia sering tak bertemu
dengan engkau
Dalam waktu yang salah kira
Kau menakar asmara, pada cinta yang buta

kbm, 010914

Wednesday, November 12, 2014

Pembunuhan Sunyi

("Silent Murder" oleh Story of The Year)

Inilah pembunuhan sunyi
Nisan yang menyanyikan lagu pemakaman mu
Inilah sebuah kegagalan kelam
Satu hal yang menguatkan mu

Kita melaju pada jalanan sepi
Kita berlalu dari jiwa - jiwa yang kosong
Yang terbutakan oleh dingin

Lihat! Sang api terbakar menyala - nyala
Lihat! Tirai perlahan tertutup
Menunggu kalimat terakhir,
Dari huruf - huruf yang telah kau akrabi dalam hati

Kita melaju pada jalanan sepi
Kita berlalu dari jiwa - jiwa yang kosong
Yang terbutakan oleh dingin

kbm, 301014

Lukamu Abadi

Kau tertawa, tapi seperti merintih,
meringis
Kau tersenyum, tapi seperti tertatih,
menahan sedih
Luka menahun bersemayam, subur di dalam
tubuhmu hampir karam
Dihajar ombak dan batu jalanan. Hitam

Luka adalah kayu bakar, dan
yang menyala adalah api mahabiru
Berkeretak dan berderu
Lalu kau hangus, seperti kenangan dan masa lalu

Kau berjalan, tapi seperti terbakar
Kau berdiri, tapi seperti tenggelam
Kau dirampas. Kau diremas.
Kau dirampas..

kbm, 150914

Aku Telah Kehilangan Waktu

Aku telah kehilangan waktu
detik - detik yang cepat berlalu
Bahkan, aku tak sempat mengubur menit- menit yang mati
atau menarik kafan bagi jasad jam yang menghitam
aku hanya diam

Gunung. Lembah. Padang rumput.
Basah tanah berkabut
Aku mau pergi, diiringi rembang matahari
Namun hari sudah terlanjur pagi
Dan perahu di danau sedang terlelap dalam mimpi
Bermimpi gunung, lembah, padang rumput
Aku dilarung kabut

Aku telah kehilangan waktu
Jam - jam berputar tanpa henti
Hari sudah hampir pagi
aku terlanjur tahu
tidur malam adalah hal yang paling sia - sia
waktu bagiku tinggal sisa - sisa

Aku ingin terpejam di lembah di gunung
Aku mau bermimpi berbaring di padang rumput

kbm, 130514

Thursday, June 5, 2014

Bertemu Musim

Aku ingin pergi
bertemu pohon - pohon, dan bercerita tentang musim gugur
Daun - daun meliuk, mengering dan rebah
dalam diam berbaring di tanah
Kemudian tersenyum kepada angin

Aku ingin pergi
bertemu kayu bakar, dan bercerita tentang musim dingin
Ranting kecilnya berkeretak, berasap lalu lesap
dalam abu, asapnya menghambur di corong atap
Kemudian tersenyum kepada butir - butir salju

Aku ingin pergi
bertemu rumput - rumput, dan bercerita tentang musim semi
Kupu - kupu terbang, hinggap erat bersedekap
pada bunga dan taman yang basah dan sembab
Kemudian tersenyum kepada embun

Aku ingin pergi
bertemu pantai, dan bercerita tentang musim panas
Burung - burung camar menggeliat, meliuk lalu meluncur
pada lautan yang tenang, kedalam ombak berdebur
Kemudian tersenyum kepada hangat matahari

kbm, 060514

Apa Yang Kau Palsukan Dari Tubuh Ini?

Apa yang kau palsukan dari tubuh ini?
Hanya lebam dan tak berarti
Seperti sepatu berlumpur
Berkubang dalam tanah kubur
Lucah
Pecah serta berdarah

kemana masa lalu?
kemana anak kecil yang dulu?
dimana keluargamu?

Kemana masa lalu?
Kemana kau harus pergi?
Ini kuburmu sendiri, jangan pergi!

Semua yang pernah kau tahu telah pergi
Berubah seperti hari
Seperti siang yang memalam
Seperti malam yang menyiang
Dan tahun - tahun berlalu
Berlalu!
Tahun - tahun membakarmu
Tubuhmu!
Kau lucah, pecah dan berdarah
Seperti Tanah

Dan kini kau akan selalu sendiri
Kau akan selalu menanti
Apa yang kau cari?
Apa yang ingin kau palsukan dari tubuh ini?
Hanya sekam! Semakin tak berarti

smg, 290414

Untuk Segala Mungkin

Mungkin kita hidup dan belajar
Mungkin kita tidur
Mungkin kita berharap dan cemas
Mungkin ladang padi kita tumbuh bernas
Mungkin kita berdoa

Mungkin kita lupa atau alpa
Tentang angka - angka atau kota
Ataupun kata
Mungkin kita membayangkan
Sebuah rumah, mungkin
Bagi aku, engkau dan anak kita yang tampan

Mungkin kita bersyukur
Mungkin kita perlu tafakur
Mungkin hidup perlu ujian
Mungkin seperti sekolah, seperti pelajaran
Mungkin kita harus berhitung
Dengan kalender dan tanggal, serta nasib baik

Mungkin kita bercanda, mungkin sedih
Mungkin kita tumbuh dan tambah
Mungkin kita orang yang tabah
Mungkin karena kita selalu percaya
Mungkin kita perlu saling berpeluk
Berdekap dengan hangat
Mungkin seperti itu

kbm, 050314

Pesintas

Aku
adalah jalan bagi masa lalu
Mastodon - mastodon yang menyelinap
dalam menara - menara kota
Darah tumpah ruah
Dari perang yang terlalu panjang, di sepanjang
arus sungai. Nadiku sendiri.
Ketika pertama kali kubuka kelopak
mataku beberapa bertahun lalu.
Lalu, mencecap putih air susu. O, ibu?
   apakah ini yang paling baik
   sebelum aku tetirah?
aku adalah jalan bagi masa lalu
dan kau yang memilih di tikungan mana kau berhenti.

Aku
adalah tubuh bagi masa depan
Kapal - kapal karam dalam sebuah pelayaran.
Samudera terbelah, dan bumi berubah.
Dan mataku bukan lagi bola tapi angka - angka
digital. Ribuan koin terpasang disana,
dengan tubuhku sendiri sebagai taruhan.
   apakah aku menang, atau kalah?

O, anakku, Bapakmu ini lautan luas untuk
kau menyeberang. Dan kelak kau akan berhenti
ketika kau melihat buku - buku tubuhmu sendiri, ketika
muncul mastodon - mastodon berlayar di kapal - kapalmu
lalu kau tahu mimpimu tidak akan pernah buruk lagi,
lalu masa depan?
   aku adalah tubuh bagi masa depan
   Rumah bagimu untuk bersemayam

kbm, 190214

Tidurlah Nak

Tidurlah nak, laki - laki pemberani
Bila malam datang seperti singa mengaum
Kau adalah pejuang. Di dalam mimpi
Kelak kau jadi ksatria
Berpedang baja. Baju perang putih terang
Dan seekor kuda setia
Kau namakan sendiri sesukamu

TIdurlah nak, laki - laki puisi
Kelak kau yang akan menulis, bagaimana malam mengalir
Di bawah liku syair
Mimpi - mimpimu adalah ikan yang berenang
Sisiknya terang. Matanya hijau karang
Menyelami luas sajakmu
Dunia yang kau tulis
dengan pena dan rindu

Tidurlah nak, laki - laki buah hati
Karena pagi datang selengkung lagi

kbm, 281113

Tahun Tahun Yang Emas

Bila laut datang, gelombang yang tenang
aku mau berjalan di sepanjang pantai
lalu pasir pantainya yang pualam, bakal
menarik kakiku hingga tenggelam.

Bila langit petang, bulan dihinggapi bintang
aku mau terpejam, dalam sepi yang pualam
lalu kenangan datang, seperti arus pasang.
Langit berdesir. Malam mengalir.

Bila lagu itu mulai berputar, biarkan aku melamun
dialun waktu, diayun masa yang dulu.
Sebelas, tahun - tahun yang emas.
Menungguku pantai, hening lekas.
Langit bergegas menjemputku.
Tidur malam bagai pualam.

kbm, 281113

November

Desir angin terbang
Menyeka halus rumputan
Yang tak berhenti bergoyang
Bunga di halaman

Hujan bulan November

kbm, 081113