Tuesday, February 24, 2009

Kidung Tidur

Biasanya kami menyerah setelah semua malam kami lelah dan berseru ingin terlebih dahulu tetirah yang kami anggap sebagai waktu untuk hinggap di pagi-pagi yang senyap hingga kami hiraukan setiap tik-tok jam ataupun warna-warni dinding kamar tempat badan tubuh malam kami rebah sedang kemarin hari kami berjalan di tiap undakan tanah sewarna merah berumput hijau dan cahaya kami kuning mentari sembari mencari apa yang halal bagi hidup serta tidur kami seperti arus angin dan air kali yang terbang mengalir mengikuti matahari di sela-sela musim-musim yang berganti dari gugur menjadi semi lalu panas menuju dingin yang tak bertepi sedemikian sunyi segelap malam kami saat hendak membangun para mimpi ataupun dinding berjam tik-tok di kamar warna-warni kami namun perlahan kami mulai meraba dinding untuk sebuah tidur yang masih terlalu pagi.

kbm, 240208
23.00