Thursday, June 5, 2014

Bertemu Musim

Aku ingin pergi
bertemu pohon - pohon, dan bercerita tentang musim gugur
Daun - daun meliuk, mengering dan rebah
dalam diam berbaring di tanah
Kemudian tersenyum kepada angin

Aku ingin pergi
bertemu kayu bakar, dan bercerita tentang musim dingin
Ranting kecilnya berkeretak, berasap lalu lesap
dalam abu, asapnya menghambur di corong atap
Kemudian tersenyum kepada butir - butir salju

Aku ingin pergi
bertemu rumput - rumput, dan bercerita tentang musim semi
Kupu - kupu terbang, hinggap erat bersedekap
pada bunga dan taman yang basah dan sembab
Kemudian tersenyum kepada embun

Aku ingin pergi
bertemu pantai, dan bercerita tentang musim panas
Burung - burung camar menggeliat, meliuk lalu meluncur
pada lautan yang tenang, kedalam ombak berdebur
Kemudian tersenyum kepada hangat matahari

kbm, 060514

Apa Yang Kau Palsukan Dari Tubuh Ini?

Apa yang kau palsukan dari tubuh ini?
Hanya lebam dan tak berarti
Seperti sepatu berlumpur
Berkubang dalam tanah kubur
Lucah
Pecah serta berdarah

kemana masa lalu?
kemana anak kecil yang dulu?
dimana keluargamu?

Kemana masa lalu?
Kemana kau harus pergi?
Ini kuburmu sendiri, jangan pergi!

Semua yang pernah kau tahu telah pergi
Berubah seperti hari
Seperti siang yang memalam
Seperti malam yang menyiang
Dan tahun - tahun berlalu
Berlalu!
Tahun - tahun membakarmu
Tubuhmu!
Kau lucah, pecah dan berdarah
Seperti Tanah

Dan kini kau akan selalu sendiri
Kau akan selalu menanti
Apa yang kau cari?
Apa yang ingin kau palsukan dari tubuh ini?
Hanya sekam! Semakin tak berarti

smg, 290414

Untuk Segala Mungkin

Mungkin kita hidup dan belajar
Mungkin kita tidur
Mungkin kita berharap dan cemas
Mungkin ladang padi kita tumbuh bernas
Mungkin kita berdoa

Mungkin kita lupa atau alpa
Tentang angka - angka atau kota
Ataupun kata
Mungkin kita membayangkan
Sebuah rumah, mungkin
Bagi aku, engkau dan anak kita yang tampan

Mungkin kita bersyukur
Mungkin kita perlu tafakur
Mungkin hidup perlu ujian
Mungkin seperti sekolah, seperti pelajaran
Mungkin kita harus berhitung
Dengan kalender dan tanggal, serta nasib baik

Mungkin kita bercanda, mungkin sedih
Mungkin kita tumbuh dan tambah
Mungkin kita orang yang tabah
Mungkin karena kita selalu percaya
Mungkin kita perlu saling berpeluk
Berdekap dengan hangat
Mungkin seperti itu

kbm, 050314

Pesintas

Aku
adalah jalan bagi masa lalu
Mastodon - mastodon yang menyelinap
dalam menara - menara kota
Darah tumpah ruah
Dari perang yang terlalu panjang, di sepanjang
arus sungai. Nadiku sendiri.
Ketika pertama kali kubuka kelopak
mataku beberapa bertahun lalu.
Lalu, mencecap putih air susu. O, ibu?
   apakah ini yang paling baik
   sebelum aku tetirah?
aku adalah jalan bagi masa lalu
dan kau yang memilih di tikungan mana kau berhenti.

Aku
adalah tubuh bagi masa depan
Kapal - kapal karam dalam sebuah pelayaran.
Samudera terbelah, dan bumi berubah.
Dan mataku bukan lagi bola tapi angka - angka
digital. Ribuan koin terpasang disana,
dengan tubuhku sendiri sebagai taruhan.
   apakah aku menang, atau kalah?

O, anakku, Bapakmu ini lautan luas untuk
kau menyeberang. Dan kelak kau akan berhenti
ketika kau melihat buku - buku tubuhmu sendiri, ketika
muncul mastodon - mastodon berlayar di kapal - kapalmu
lalu kau tahu mimpimu tidak akan pernah buruk lagi,
lalu masa depan?
   aku adalah tubuh bagi masa depan
   Rumah bagimu untuk bersemayam

kbm, 190214

Tidurlah Nak

Tidurlah nak, laki - laki pemberani
Bila malam datang seperti singa mengaum
Kau adalah pejuang. Di dalam mimpi
Kelak kau jadi ksatria
Berpedang baja. Baju perang putih terang
Dan seekor kuda setia
Kau namakan sendiri sesukamu

TIdurlah nak, laki - laki puisi
Kelak kau yang akan menulis, bagaimana malam mengalir
Di bawah liku syair
Mimpi - mimpimu adalah ikan yang berenang
Sisiknya terang. Matanya hijau karang
Menyelami luas sajakmu
Dunia yang kau tulis
dengan pena dan rindu

Tidurlah nak, laki - laki buah hati
Karena pagi datang selengkung lagi

kbm, 281113

Tahun Tahun Yang Emas

Bila laut datang, gelombang yang tenang
aku mau berjalan di sepanjang pantai
lalu pasir pantainya yang pualam, bakal
menarik kakiku hingga tenggelam.

Bila langit petang, bulan dihinggapi bintang
aku mau terpejam, dalam sepi yang pualam
lalu kenangan datang, seperti arus pasang.
Langit berdesir. Malam mengalir.

Bila lagu itu mulai berputar, biarkan aku melamun
dialun waktu, diayun masa yang dulu.
Sebelas, tahun - tahun yang emas.
Menungguku pantai, hening lekas.
Langit bergegas menjemputku.
Tidur malam bagai pualam.

kbm, 281113

November

Desir angin terbang
Menyeka halus rumputan
Yang tak berhenti bergoyang
Bunga di halaman

Hujan bulan November

kbm, 081113