Apa yang terjadi, mengapa waktu tinggal sedepa ?
Angin begitu renta
Hari beranjak menua
Apa yang akan terjadi dalam waktu yang tinggal sedepa ?
Kenangan akan berlarian
Lukisan lukisan berkejaran
dengan hujan
Bumi hilang perlahan
Waktu benarbenar sudah tinggal sedepa
Malam melarut kabut
Bayang bayang hanyut
Bertemu maut
Kbm, 090512
bahasa ini disusun, sebagai pengingat bagi kedua kaki tentang peta menuju rumah; bentang pemandangan yang akrab kukenal
Wednesday, June 13, 2012
Pusing
Darimana kau mendapatkan sakit dikepalamu ?
Dari ratusan rak buku ?
Atau angin yang berlalu ?
Gambar yang sering kau pandangi,
yang selalu kau sebut sebagai masa lalu,
tiba-tiba saja menyala, bagai diterangi nyala lentera –
lentera dan lelampu yang berkilau kilau
Hingga engkau silau
Di dalam kereta, di sepanjang perjalanan
waktu terus saja bernyanyi
Mungkin ingin menemani setiap penumpang yang mabuk oleh
cuaca dan udara
Lalu kita serupa roda, yang mengikuti arah takdir
di atas rel. Berputar begitu saja
Stasiun demi stasiun sudah berlalu
Berlalu begitu saja
Kau dan aku sama serupa pengembara
Tapi kita tak pernah punya waktu untuk bercerita
Sebab masa lalu selalu berhasil menangkap
kita dalam sebuah kereta tua
Dan memerangkap kita kesebuah gambar di dinding senja
Kurasa, lebih baik secepat mungkin kita musti pergi
Sebagai roda, sebagai waktu yang berhenti
Sebab deru angin yang terbawa kereta ini
adalah kata – kataku yang pusing terjebak dinding janji
Setelah ini seorang masinis akan mencoba mencari kita, di
sebuah rak buku
Di sebuah stasiun tua, tempat habis usia
Darimana kau dapatkan sakit di kepalamu ?
Di stasiun tua ?
Atau dari dalam gambar yang terang menyala ?
Kbm, 040512
Subscribe to:
Posts (Atom)