/ I /
Tak bisakah datang halaman pertama buku itu
Walau tinta penanya telah hitam kelabu
Namun ceritanya masih sesamar masa lalu
Satu tokoh dan adegan paruh waktu
Tampaknya rusak juga katakata yang ada di kepalanya
Tenggelam di arus racau para manusia
Lalu bagaimana tinta bisa mengadu pada waktu yang dungu ?
Masih kusimpan seserakan kertas yang bercerita
Jadi rahasia...
/ II /
Selembar kertas putih bergaris
Menyimpan cerita selelah hari ini
Nanti kucarikan nomor halaman baru baginya
Agar jadi penambal kusam buku itu
Kutu kampungan itu menggigiti sampul bukuku
Mulutnya penuh tinta warna hitam kelabu
Halaman pertamanya dirobek paksa ditengah cerita
Jadi janggal...
Cerita ini berawal dimana ?
Masih kusimpan halaman terakhir buku itu
Tetap putih tanpa warna...
cLp, 110608
22.47
bahasa ini disusun, sebagai pengingat bagi kedua kaki tentang peta menuju rumah; bentang pemandangan yang akrab kukenal
Friday, June 13, 2008
Sudahlah
Jalanan ini sudah terlalu jauh menempuh jarak
Tapi tetap saja kamar ini menyimpan setiap kilometernya dibalik kasur
Rapat disembunyikan dari rantai mataku
Tak seinchi pun aku pernah menemu
Rangkaian peta bentang alam kota itu
Sepertinya aku kehilangan foto siluet senja
karena mentari, bintang, bulan,
bumi, gravitasi...
Berkumpul disini
Tepat dibawah ruang hati
Jadi...
Bagaimana kota itu dan senja harus menyatu
Selaik dulu seperti asalnya
Sebelum jarakku menelan jalan berpuluh kilometer
Sebelum waktuku menelan jam biru beratus - ratus menit
Dan sebelum kamar ini memulai cerita
Tentang kumpulan umur, waktu dan jarak
Yang makin usang terinjak diinjak
Sudahlah
Aku ingin jatuh ketanah
Tanpa suara...
cLp, 110608
18.26
Tapi tetap saja kamar ini menyimpan setiap kilometernya dibalik kasur
Rapat disembunyikan dari rantai mataku
Tak seinchi pun aku pernah menemu
Rangkaian peta bentang alam kota itu
Sepertinya aku kehilangan foto siluet senja
karena mentari, bintang, bulan,
bumi, gravitasi...
Berkumpul disini
Tepat dibawah ruang hati
Jadi...
Bagaimana kota itu dan senja harus menyatu
Selaik dulu seperti asalnya
Sebelum jarakku menelan jalan berpuluh kilometer
Sebelum waktuku menelan jam biru beratus - ratus menit
Dan sebelum kamar ini memulai cerita
Tentang kumpulan umur, waktu dan jarak
Yang makin usang terinjak diinjak
Sudahlah
Aku ingin jatuh ketanah
Tanpa suara...
cLp, 110608
18.26
Thursday, June 5, 2008
Mimpi Mimpi Mimpi
Merah...
Masih kesepian disudut biru
yang tak pernah kunjung ungu
Walau terang ini putih sungguh
Sesungguh mural hijau rumput ditanah keruh
Oh iya...
Bunga itu kuning kerontang
Terbiar mati sebelum berhasil menghias ladang
Padahal dia bisa jadi violet
atau sombong seperti emas
Yang sisi empatnya berkarat erat
Didinding coklat itu malam terdiam
Sementara bayang badannya semakin kelam
Mengusir gravitasi dari lengan dan kanan
Kaki dan kiri...
Mimpi mimpi mimpi
Mengapung seribu warna pelangi,
Malaikat,
Dan gelombang udara
cLp, 010608
23.47
Masih kesepian disudut biru
yang tak pernah kunjung ungu
Walau terang ini putih sungguh
Sesungguh mural hijau rumput ditanah keruh
Oh iya...
Bunga itu kuning kerontang
Terbiar mati sebelum berhasil menghias ladang
Padahal dia bisa jadi violet
atau sombong seperti emas
Yang sisi empatnya berkarat erat
Didinding coklat itu malam terdiam
Sementara bayang badannya semakin kelam
Mengusir gravitasi dari lengan dan kanan
Kaki dan kiri...
Mimpi mimpi mimpi
Mengapung seribu warna pelangi,
Malaikat,
Dan gelombang udara
cLp, 010608
23.47
Monday, June 2, 2008
Bila Kau Mau
Bila kau mau
Bertukar wajah dengan sedepa alur waktu
Atau batu yang mekar disetubuhi benalu
Yang senyawanya hinggap di sela pagar rumput dan matahari
Dalam kaki – kaki suara yang mati
( karena sepi )
Empat arah dari naungan lampu langit ini
Tetap saja tak berkawan bagimu
Percuma saja...
Seratus nol pun tak bisa membawamu juga
Merangkak keluar dari bawah malam
Dan dari kamar biru yang berpintu kelam
Habis...
Senja pun mulai ditikam senyum bulan
Mau saja kau ditipu bulan
Bila kau mau
Tubuhmu masih bisa ditukar cerita
Antara hitam, temaram atau karam
Sama saja tetap saja kamar ini yang jadi penjara
Mati kau dihimpit malam
Clp, 310508 23.44
Bertukar wajah dengan sedepa alur waktu
Atau batu yang mekar disetubuhi benalu
Yang senyawanya hinggap di sela pagar rumput dan matahari
Dalam kaki – kaki suara yang mati
( karena sepi )
Empat arah dari naungan lampu langit ini
Tetap saja tak berkawan bagimu
Percuma saja...
Seratus nol pun tak bisa membawamu juga
Merangkak keluar dari bawah malam
Dan dari kamar biru yang berpintu kelam
Habis...
Senja pun mulai ditikam senyum bulan
Mau saja kau ditipu bulan
Bila kau mau
Tubuhmu masih bisa ditukar cerita
Antara hitam, temaram atau karam
Sama saja tetap saja kamar ini yang jadi penjara
Mati kau dihimpit malam
Clp, 310508 23.44
Sebelum Mati
Sesulit masa kelam
Jam dinding mendetakku
Serupa kail akulah umpan
Terperangkap tarian arus selatan
Mereka menyebutnya timur...
Selasar sungai kesasar
Jauh ke entah di kota ini
Mungkin pergi mencari hari
Mungkin jalan menjauhi bumi matahari
Mungkin saja hanya berdiri
Berpusing di arah mata menolak angin
Air ini sebagai dahaga
Api sebagai tungku
Lampu sebagai cahaya
Dinding ini lukisan
Dari picasso bagi si buta
Dan badai untuk hujan
Sapu saja semua jalan
Berikan malam satu tujuan
Menghadap pagi di esok hari
Sebelum dia mati...
Jemput aku di kamar ini
00.08 Clp, 230508
Jam dinding mendetakku
Serupa kail akulah umpan
Terperangkap tarian arus selatan
Mereka menyebutnya timur...
Selasar sungai kesasar
Jauh ke entah di kota ini
Mungkin pergi mencari hari
Mungkin jalan menjauhi bumi matahari
Mungkin saja hanya berdiri
Berpusing di arah mata menolak angin
Air ini sebagai dahaga
Api sebagai tungku
Lampu sebagai cahaya
Dinding ini lukisan
Dari picasso bagi si buta
Dan badai untuk hujan
Sapu saja semua jalan
Berikan malam satu tujuan
Menghadap pagi di esok hari
Sebelum dia mati...
Jemput aku di kamar ini
00.08 Clp, 230508
Tuesday, May 13, 2008
Di Tepi Jalan Kala Itu
: apakah kita pernah berkenalan ? :
Menyusuri lembar itu dalam titik dan koma
Antara rautan kata – kata yang dijengkal spasi setiap incinya
Berakhir urutan itu dengan tanda tanya
Memilukan bingung yang sibuk mengubur nyala lampu
Lagu itu menghambur saja tanpa permisi
Naiki tangga, loncati batu kali...
Maaf...
Lagu itu memang penuh dosa tiap liriknya
Semakna uap yang membangkangi matahari
Tapi batang pena itu hanya hendak berpuisi
Mencatat memoar 6 mm masa kelana
Daripada terbiar mati di lembar terakhir
ditemani jazad sepi...
Kita serupa wajah sumringah si kembara
Di tepi jalan kala itu senja
Membungkus waktu dengan kamera
Mencetaknya, lalu kita pajang di pigura emas dan kaca
Di tepi jalan kala itu hujan
Tempat para nyawa lalu lalang berbagi cerita
Menggambar sketsa satu hari diriuh kotamu
Dan aku ingat satu kata di beranda keraton itu
Tertulis: ”dilarang melupakan !!”
06.14 Clp, 140508
untuk bukansiapasiapa
Menyusuri lembar itu dalam titik dan koma
Antara rautan kata – kata yang dijengkal spasi setiap incinya
Berakhir urutan itu dengan tanda tanya
Memilukan bingung yang sibuk mengubur nyala lampu
Lagu itu menghambur saja tanpa permisi
Naiki tangga, loncati batu kali...
Maaf...
Lagu itu memang penuh dosa tiap liriknya
Semakna uap yang membangkangi matahari
Tapi batang pena itu hanya hendak berpuisi
Mencatat memoar 6 mm masa kelana
Daripada terbiar mati di lembar terakhir
ditemani jazad sepi...
Kita serupa wajah sumringah si kembara
Di tepi jalan kala itu senja
Membungkus waktu dengan kamera
Mencetaknya, lalu kita pajang di pigura emas dan kaca
Di tepi jalan kala itu hujan
Tempat para nyawa lalu lalang berbagi cerita
Menggambar sketsa satu hari diriuh kotamu
Dan aku ingat satu kata di beranda keraton itu
Tertulis: ”dilarang melupakan !!”
06.14 Clp, 140508
untuk bukansiapasiapa
Monday, May 12, 2008
Mengapa harus..
: Sesering apa meminta maaf pada orang yang sama
Sesering apa meminta maaf pada kesalahan yang sama
Sesering apa meminta maaf pada orang yang sama
Dengan kesalahan yang sama :
Mengapa harus sesering itu ??
Mengapa harus sesalah itu ??
Mengapa tidak lebih baik menunggu
Kakimu yang bersepatu
Bersijingkrak menuju waktu
Karena sebentar lagi malam akan kedinginan
Oleh angin yang ditiup tengkuknya sendiri
Jadi inilah dia sodari
Sering saja kita bercanda dengan kegagalan
Kesalahan, kekeliruan, kekecewaan, keabsurdan
Di pembaringan tempat batu pun riak
Tempat jangkrik menyalak
Menghindar dari kodratnya...
:Mengerik
Namun kau masih tetap bukan siapa siapa
Milik semua sodaramu di langit pertama
Kedua, ketiga sampai ketujuh tangga
Sampai tak terhingga
Sayangnya mereka lebih sering berpetak umpet
Dalam dinding kerucut penuh lumut
Mengapa harus sesering itu ?
Mengapa harus sesalah itu ?
Kau memang tercipta bukan siapa siapa
Aku pun bukan apa apa
Lalu mereka bukanlah kumpulan mengapa
Namun kita masih satu makna
Sodari dan sodara
02.29 AM
Clp 130508
untuk bukansiapasiapa
Sesering apa meminta maaf pada kesalahan yang sama
Sesering apa meminta maaf pada orang yang sama
Dengan kesalahan yang sama :
Mengapa harus sesering itu ??
Mengapa harus sesalah itu ??
Mengapa tidak lebih baik menunggu
Kakimu yang bersepatu
Bersijingkrak menuju waktu
Karena sebentar lagi malam akan kedinginan
Oleh angin yang ditiup tengkuknya sendiri
Jadi inilah dia sodari
Sering saja kita bercanda dengan kegagalan
Kesalahan, kekeliruan, kekecewaan, keabsurdan
Di pembaringan tempat batu pun riak
Tempat jangkrik menyalak
Menghindar dari kodratnya...
:Mengerik
Namun kau masih tetap bukan siapa siapa
Milik semua sodaramu di langit pertama
Kedua, ketiga sampai ketujuh tangga
Sampai tak terhingga
Sayangnya mereka lebih sering berpetak umpet
Dalam dinding kerucut penuh lumut
Mengapa harus sesering itu ?
Mengapa harus sesalah itu ?
Kau memang tercipta bukan siapa siapa
Aku pun bukan apa apa
Lalu mereka bukanlah kumpulan mengapa
Namun kita masih satu makna
Sodari dan sodara
02.29 AM
Clp 130508
untuk bukansiapasiapa
Pulang
Duduklah kita disini
Baris ke6 sebelah kanan
Diatas roda 4 yang rapat kita berangkat
Habiskan jarak itu ke 0
Walau bulan menggerutu dibalik kelam kelambu
Tapi malam memang jalan kita pulang
Clp – Smrg 100508
Baris ke6 sebelah kanan
Diatas roda 4 yang rapat kita berangkat
Habiskan jarak itu ke 0
Walau bulan menggerutu dibalik kelam kelambu
Tapi malam memang jalan kita pulang
Clp – Smrg 100508
Friday, May 9, 2008
Rumah
”Apakah itu rumah ??” tanyamu
Ketika kau beku di kamar biru itu
Menghadap almari tua kayu jati
Dengan kaca dengan aku didalamnya...
Dirumah itu ada ibu
Bukan dering nada hape yang bangunkan tidurmu
Dirumah itu ada bapak
Bukan pemutar MP3 yang mendengar keluhmu
Dirumah ada seNja
Bukan guling lapuk yang menemuimu di kasur
Jadi...
”Apakah kamar ini juga rumah ??” tanyamu
Punya Ibu Hape
Punya Bapak Pemutar MP3
Juga punya seNja Guling Lapuk
Bukan...bukan kataku
:kamar ini panas, kamar ini dingin
Sedang rumah itu hangat...
00.26 clp 090508
Ketika kau beku di kamar biru itu
Menghadap almari tua kayu jati
Dengan kaca dengan aku didalamnya...
Dirumah itu ada ibu
Bukan dering nada hape yang bangunkan tidurmu
Dirumah itu ada bapak
Bukan pemutar MP3 yang mendengar keluhmu
Dirumah ada seNja
Bukan guling lapuk yang menemuimu di kasur
Jadi...
”Apakah kamar ini juga rumah ??” tanyamu
Punya Ibu Hape
Punya Bapak Pemutar MP3
Juga punya seNja Guling Lapuk
Bukan...bukan kataku
:kamar ini panas, kamar ini dingin
Sedang rumah itu hangat...
00.26 clp 090508
May Day !!
Berhamburan kami penuhi jalan
Protokol, perempatan lampu merah
Walau hingga tulang kami belang
Hari ini senjata kami berperang
Neo liberalisme
Sendi kami telah lelah oleh kapitalis
Bahkan mereka tak pernah dengar kami menangis
Bangsa ini ibu tiri...
Kami ini anak tiri...
Saat ini kami ditindas konsumerisasi
Pelaku pasar, pemerintah membunuh kami
Kami korban jual beli
Perlahan kami mati
Lalu bagaimana anak – anak kami ??
Walau hingga tulang kami belang
Hari ini senjata kami berperang
Teriak...
Teriakkan lantang
Kami buruh kami pejuang
Berikan kami yang telah kau buang
21.50
Clp 010508 ” Selamat Hari Buruh sedunia !! ”
Protokol, perempatan lampu merah
Walau hingga tulang kami belang
Hari ini senjata kami berperang
Neo liberalisme
Sendi kami telah lelah oleh kapitalis
Bahkan mereka tak pernah dengar kami menangis
Bangsa ini ibu tiri...
Kami ini anak tiri...
Saat ini kami ditindas konsumerisasi
Pelaku pasar, pemerintah membunuh kami
Kami korban jual beli
Perlahan kami mati
Lalu bagaimana anak – anak kami ??
Walau hingga tulang kami belang
Hari ini senjata kami berperang
Teriak...
Teriakkan lantang
Kami buruh kami pejuang
Berikan kami yang telah kau buang
21.50
Clp 010508 ” Selamat Hari Buruh sedunia !! ”
Ringkasan Malam
Lelah masih berjalan mencari lelap
Gelap
Getir
Waktu di ujung akhir
Terpetakan dalam derajat hipotesa para ulama
Menuju nadir
Sepertinya sudah takdir...
Untuk penghamba dunia, ini hanya mula
Atau kembali memulai hajatan seperti biasa
Pesta, rokok, seks, narkoba
Hitam kelam berwarna di lantai dansa
Menyembah – nyembah lampu cahaya
Atau...
Nongkrong di pinggir jalan saja
Cari udara...
Melihat, memilih PSK
Malam
Untuk pengarung malam, ini juga mula
Atau kembali memulai sibuknya hari
Gelap teman mereka bernyanyi
Lagu soal menjemput pagi
Menghindari kejaran mimpi
Menjaga malam tak kunjung sepi
Bagi pecinta kebenaran, ini pun mula
Mengharapkan ridho Tuhan Sang Esa
Fadhilah malam dan ibadah
Sholat, dzikir, tahlil, doa
Penuhi mereka walau hampir lelap
Bekal mati katanya
Malam...
Lalu aku bagaimana ?
Sedang kamu bagaimana ?
Kelelawar atau serigala
Atau mendengkur di balik kasur
Memang malam hanya mula
10.55 PM
300408
Gelap
Getir
Waktu di ujung akhir
Terpetakan dalam derajat hipotesa para ulama
Menuju nadir
Sepertinya sudah takdir...
Untuk penghamba dunia, ini hanya mula
Atau kembali memulai hajatan seperti biasa
Pesta, rokok, seks, narkoba
Hitam kelam berwarna di lantai dansa
Menyembah – nyembah lampu cahaya
Atau...
Nongkrong di pinggir jalan saja
Cari udara...
Melihat, memilih PSK
Malam
Untuk pengarung malam, ini juga mula
Atau kembali memulai sibuknya hari
Gelap teman mereka bernyanyi
Lagu soal menjemput pagi
Menghindari kejaran mimpi
Menjaga malam tak kunjung sepi
Bagi pecinta kebenaran, ini pun mula
Mengharapkan ridho Tuhan Sang Esa
Fadhilah malam dan ibadah
Sholat, dzikir, tahlil, doa
Penuhi mereka walau hampir lelap
Bekal mati katanya
Malam...
Lalu aku bagaimana ?
Sedang kamu bagaimana ?
Kelelawar atau serigala
Atau mendengkur di balik kasur
Memang malam hanya mula
10.55 PM
300408
Hanya Menyanyi
Padahal hanya menyanyi
Satu bait saja
Lalu menangis tiba – tiba saja
Hanyut dalam lagu atau memang seperti baitnya
” Mengapa aku harus tinggal ? ”
10.17 PM
Clp 240308
Satu bait saja
Lalu menangis tiba – tiba saja
Hanyut dalam lagu atau memang seperti baitnya
” Mengapa aku harus tinggal ? ”
10.17 PM
Clp 240308
Thursday, April 24, 2008
Tidur
Aku telah tertidur
Lelah terlelap
Sehingga jatuh merayap
Hati, jantung, mata, akal…
Berurut satu perlahan mati
Lemas bernafas
Terbunuh hari
Semarang
301207
Lelah terlelap
Sehingga jatuh merayap
Hati, jantung, mata, akal…
Berurut satu perlahan mati
Lemas bernafas
Terbunuh hari
Semarang
301207
Sebuah Rindu
Sebungkus garis waktu
Memisahkan senja dan aku
Dan sebutir bentang jarak
Membentang menghalang merusak
Sebersit cahaya lampu
Mewarnai kamar ini
Seperti sedang menemani
Sepotong kenangan yang menari
Berdansa malam hari
Bertingkah seorang diri
Seruas ujung jemari
Menyandang tinta lalu mengadu
Secarik kertas kalimat – kalimat rindu
Melepas malam menunggu mimpi
Lalu...
11.03 PM
Cilacap, 240308
Memisahkan senja dan aku
Dan sebutir bentang jarak
Membentang menghalang merusak
Sebersit cahaya lampu
Mewarnai kamar ini
Seperti sedang menemani
Sepotong kenangan yang menari
Berdansa malam hari
Bertingkah seorang diri
Seruas ujung jemari
Menyandang tinta lalu mengadu
Secarik kertas kalimat – kalimat rindu
Melepas malam menunggu mimpi
Lalu...
11.03 PM
Cilacap, 240308
Terdiam di Satu Pagi
Pagi ada di pukul 1.10
Masih terdampar menunggu waktu
Sampai bosan akhirnya menemaniku
Bersama secangkir kopi susu
Tapi sekarang sudah membeku
Dingin mantap merabaku
Dengan hitam langit menyapu
Dingin…
Hitam…
Jadi satu
Aku tak tahu
Pasti harus melawan waktu
Menunggu subuh disini
Wonosobo, 240308
01.10 AM
Masih terdampar menunggu waktu
Sampai bosan akhirnya menemaniku
Bersama secangkir kopi susu
Tapi sekarang sudah membeku
Dingin mantap merabaku
Dengan hitam langit menyapu
Dingin…
Hitam…
Jadi satu
Aku tak tahu
Pasti harus melawan waktu
Menunggu subuh disini
Wonosobo, 240308
01.10 AM
Wednesday, March 19, 2008
Lupa
Hitam…
Mati…
Hilang…
Beku
Terhimpit waktu
Lupa aku siapa
Walau aku tahu aku hina
Masih terluka
Biar…
Biar…
Aku tak mau ingat aku
Kalah…
Menyerah…
10.17 PM
230108
Mati…
Hilang…
Beku
Terhimpit waktu
Lupa aku siapa
Walau aku tahu aku hina
Masih terluka
Biar…
Biar…
Aku tak mau ingat aku
Kalah…
Menyerah…
10.17 PM
230108
Thursday, March 6, 2008
Sejarah
Wednesday, March 5, 2008
Tuesday, February 5, 2008
Mencari Senja
Dia mencari sunyi
Dibalik sela matahari
Sepertinya detak itu ingin tetap berlari
Antara satu dan debu
Ruang ini menderu
Biru...
Merah...
Ungu...
Dan pada jarak antara itu dia berlalu
“ Beloklah kesana !! “
“ Aku tak ingin surga... “
“ Beri saja aku cahaya !! “
Senja...
09.51 A.M
110907 “ Dia menuju senja... “
Dibalik sela matahari
Sepertinya detak itu ingin tetap berlari
Antara satu dan debu
Ruang ini menderu
Biru...
Merah...
Ungu...
Dan pada jarak antara itu dia berlalu
“ Beloklah kesana !! “
“ Aku tak ingin surga... “
“ Beri saja aku cahaya !! “
Senja...
09.51 A.M
110907 “ Dia menuju senja... “
Aku Hanya 20
Aku benci akan hal ini
Hei...
Aku hanya ingin kau mengerti
Seperti apa aku emosi
Saat orang yang hanya berumur 20
Menahan pikiran dari amarah !!!
Engkau dan aku tak tahu
Ini tentang egoku...
Hampir lepas mencabik
Tembok batu bisu...
Darahku memang seperti ini !!!
19.49 P.M
160807
Hei...
Aku hanya ingin kau mengerti
Seperti apa aku emosi
Saat orang yang hanya berumur 20
Menahan pikiran dari amarah !!!
Engkau dan aku tak tahu
Ini tentang egoku...
Hampir lepas mencabik
Tembok batu bisu...
Darahku memang seperti ini !!!
19.49 P.M
160807
Negeri Surga
Tanah ini menjunjungku
Dari batu dan rumput bambu
Yang basah saat embun menyapa
Tanahku…
Pernahkah engkau melihat surga
Saat mata melihat pelangi
Tubuh kecil yang tersiram mentari
Dan hujan berlari menemani
Menjadi jiwa yang lepas…
Merdeka…
Dan yang membentang itu
Dan barat dan terus ke ujung timur
Tahukah engkau apa surgaku ?
Atas pantai yang berpasir
Atas gunung yang terukir
Ataupun hijau yang menghampar
Dan birupun berombak berdebar
Inilah surgaku khatulistiwa
Ketika sungai menghidupkannya
Semua itu intan…
Semua itu emas…
Semua itu Indonesiaku…
00.13 A.M
120807
Dari batu dan rumput bambu
Yang basah saat embun menyapa
Tanahku…
Pernahkah engkau melihat surga
Saat mata melihat pelangi
Tubuh kecil yang tersiram mentari
Dan hujan berlari menemani
Menjadi jiwa yang lepas…
Merdeka…
Dan yang membentang itu
Dan barat dan terus ke ujung timur
Tahukah engkau apa surgaku ?
Atas pantai yang berpasir
Atas gunung yang terukir
Ataupun hijau yang menghampar
Dan birupun berombak berdebar
Inilah surgaku khatulistiwa
Ketika sungai menghidupkannya
Semua itu intan…
Semua itu emas…
Semua itu Indonesiaku…
00.13 A.M
120807
Titik Nol
Selamat malam
Menyapa hidup di titik nol
Namun masih beku menemaniku
Dingin bermain ruang dan waktu
Kosong...
Tanganku masih kosong
Tapi aku belajar menari
Saat aku belajar berlari...
Dan sampaikan pada hujan
Aku tak takut menyapa badai
Dan gerimis mencariku menangis
Aku pasti akan terbang
Mencoba sayap baru di punggungku
Menembus awan udara dan debu
Langit masih disitu
Masih tinggi membisu
Menunggu aku di titik nol
08.53
010907 “ Mencoba terbang... “
Menyapa hidup di titik nol
Namun masih beku menemaniku
Dingin bermain ruang dan waktu
Kosong...
Tanganku masih kosong
Tapi aku belajar menari
Saat aku belajar berlari...
Dan sampaikan pada hujan
Aku tak takut menyapa badai
Dan gerimis mencariku menangis
Aku pasti akan terbang
Mencoba sayap baru di punggungku
Menembus awan udara dan debu
Langit masih disitu
Masih tinggi membisu
Menunggu aku di titik nol
08.53
010907 “ Mencoba terbang... “
Cerita Malam Tak Terpejam
Ilusi menatap mimpi
Yang masih tertimbun di bawah kasur
Dan malam ini malam yang lain
Saat aku mengais lelap
Kipas angin berputar angkuh
Seperti pangeran melepas peluh
Mencoba menyindir kusut di mataku
Dan suara itu masih melintas ramai
Kadang berhenti di otakku
Melagukan setiap kenangan
Pada sebuah kotak bernyanyi
Aku menatap malam yang kejam
Saat mata ini tak pernah terpejam
Pelupuk mataku terhalang jelaga
Seperti malam ini tak berujung
Melawan satu mimpi yang terhenti
Menemani tiap detak yang berlari
Berdetik berputar menit terhampar
Memaksa tubuhku terus berdebar
Ketika terpejam tubuh bersandar
Tapi ku tak tahu...
Sekuat apa kuharus mencoba
Ketika kenanganpun mampu memudar
Apakah pekat kenangan inipun mampu ?
“ Derita seorang insomnian “ 23.00 P.M
120607
Yang masih tertimbun di bawah kasur
Dan malam ini malam yang lain
Saat aku mengais lelap
Kipas angin berputar angkuh
Seperti pangeran melepas peluh
Mencoba menyindir kusut di mataku
Dan suara itu masih melintas ramai
Kadang berhenti di otakku
Melagukan setiap kenangan
Pada sebuah kotak bernyanyi
Aku menatap malam yang kejam
Saat mata ini tak pernah terpejam
Pelupuk mataku terhalang jelaga
Seperti malam ini tak berujung
Melawan satu mimpi yang terhenti
Menemani tiap detak yang berlari
Berdetik berputar menit terhampar
Memaksa tubuhku terus berdebar
Ketika terpejam tubuh bersandar
Tapi ku tak tahu...
Sekuat apa kuharus mencoba
Ketika kenanganpun mampu memudar
Apakah pekat kenangan inipun mampu ?
“ Derita seorang insomnian “ 23.00 P.M
120607
Banyubiru Juli ‘07
Dingin mendekapku hangat
Dan sepertinya aku terbuai
Meratap tiap helai kabut
Yang berkabut berlapis
Memanggil gerimis
Dan menjadi hujan
Satu suara berisi canda
Dan menjadi pelangi
Mimpi mimpi di ujung hari
Ketika temaram berubah malam
Sambil bercerita berjumpa sang surya
Kita tetap bersama
Tapi bukan menunggu
Bunyi lonceng dari Roma
Atau sabda seorang raja
Bukan...
Hanya sajak yang teruntai
Berteman sebait detak
Yang tak retak...
Menjadi satu awal cerita
Percakapan di bulan Juli
“ Mencoba mengenang Banyubiru “
20.03 230707
Dan sepertinya aku terbuai
Meratap tiap helai kabut
Yang berkabut berlapis
Memanggil gerimis
Dan menjadi hujan
Satu suara berisi canda
Dan menjadi pelangi
Mimpi mimpi di ujung hari
Ketika temaram berubah malam
Sambil bercerita berjumpa sang surya
Kita tetap bersama
Tapi bukan menunggu
Bunyi lonceng dari Roma
Atau sabda seorang raja
Bukan...
Hanya sajak yang teruntai
Berteman sebait detak
Yang tak retak...
Menjadi satu awal cerita
Percakapan di bulan Juli
“ Mencoba mengenang Banyubiru “
20.03 230707
Aku Ingin
Aku ingin...
Mengalahkan histeria kata
Dan sunyi berhembus
Setelah angin yang hanya kosong
Dan kata hati
Hanya lukisan sebuah emosi
Egoku berlari dalam pekatnya hari
Berlari buta...
Dan tak mengerti bahwa timur telah terpasung
Dalam senja di ufuk barat
Ketika harapan itu
Hanya berakhir terurai
Dan tanganku telah rapuh
Dan mataku telah terpejam
Meminta...hanya meronta...
Semoga senja masih disana
Berdiri diatas warna pelangi
Berdiri tinggi menyapa mentari
Namun tetap saja...
Ego ini hanya refleksi kata hati
050607
Mengalahkan histeria kata
Dan sunyi berhembus
Setelah angin yang hanya kosong
Dan kata hati
Hanya lukisan sebuah emosi
Egoku berlari dalam pekatnya hari
Berlari buta...
Dan tak mengerti bahwa timur telah terpasung
Dalam senja di ufuk barat
Ketika harapan itu
Hanya berakhir terurai
Dan tanganku telah rapuh
Dan mataku telah terpejam
Meminta...hanya meronta...
Semoga senja masih disana
Berdiri diatas warna pelangi
Berdiri tinggi menyapa mentari
Namun tetap saja...
Ego ini hanya refleksi kata hati
050607
Tuesday, January 22, 2008
Sudut Senja
Masihku terpaku di sudut senja
Asaku hanya menanti hampa
Mencari...
dan mencari
Terhadap sunyi yang menyanyi
Bohong...!!
Hati yang selalu merasa kuat
Meyakinkan jiwa yang rapuh
Padahal gelombang telah menelan nyawaku..
Membawa aku mati menjadi hitam
Kelam dan berjelaga
Seperti haus akan dahaga
Seperti sombong yang berlapis emas
Mengarat sangat erat..
Jadi..
Kapan kau akan bangunkan aku?
Dari senja yang semakin malam
Menjadi kelam..
Tapi..ingin kubersihkan dulu
Sudut senjaku...
230507
01.17 pm
" Terhampar dalam kosong dan senja... "
Asaku hanya menanti hampa
Mencari...
dan mencari
Terhadap sunyi yang menyanyi
Bohong...!!
Hati yang selalu merasa kuat
Meyakinkan jiwa yang rapuh
Padahal gelombang telah menelan nyawaku..
Membawa aku mati menjadi hitam
Kelam dan berjelaga
Seperti haus akan dahaga
Seperti sombong yang berlapis emas
Mengarat sangat erat..
Jadi..
Kapan kau akan bangunkan aku?
Dari senja yang semakin malam
Menjadi kelam..
Tapi..ingin kubersihkan dulu
Sudut senjaku...
230507
01.17 pm
" Terhampar dalam kosong dan senja... "
Subscribe to:
Posts (Atom)