Thursday, June 5, 2014

Pesintas

Aku
adalah jalan bagi masa lalu
Mastodon - mastodon yang menyelinap
dalam menara - menara kota
Darah tumpah ruah
Dari perang yang terlalu panjang, di sepanjang
arus sungai. Nadiku sendiri.
Ketika pertama kali kubuka kelopak
mataku beberapa bertahun lalu.
Lalu, mencecap putih air susu. O, ibu?
   apakah ini yang paling baik
   sebelum aku tetirah?
aku adalah jalan bagi masa lalu
dan kau yang memilih di tikungan mana kau berhenti.

Aku
adalah tubuh bagi masa depan
Kapal - kapal karam dalam sebuah pelayaran.
Samudera terbelah, dan bumi berubah.
Dan mataku bukan lagi bola tapi angka - angka
digital. Ribuan koin terpasang disana,
dengan tubuhku sendiri sebagai taruhan.
   apakah aku menang, atau kalah?

O, anakku, Bapakmu ini lautan luas untuk
kau menyeberang. Dan kelak kau akan berhenti
ketika kau melihat buku - buku tubuhmu sendiri, ketika
muncul mastodon - mastodon berlayar di kapal - kapalmu
lalu kau tahu mimpimu tidak akan pernah buruk lagi,
lalu masa depan?
   aku adalah tubuh bagi masa depan
   Rumah bagimu untuk bersemayam

kbm, 190214

No comments: