2009
Saya kurang tau tanggal berapa tepatnya
1,2, atau 3juli mas dodo mulai
Merasakan
Mentari pagi di bumi kebumen,
Entah berapa
Senja yg sudah dilaluinya,
Menunggu kapan pmt & belasan recloser kembali normal.
Hanya sebagian Fragmen dari ribuan,
yg saya mulai ikut jadi figuran di dalamnya.
Besok sudah menjadi
Kenangan,
bahwa mas dodo sebagai guru di
Bangku sekolah.
Sekolah teknik rayon kebumen.
Dengan guru teknik berjiwa sastra.
Berbahasa manca.
Berbasis IT.
Yang menceritakan
Narasi tentang luasnya jaringan kebumen.
Mengajarkan
Pelajaran membaca.
Pelajaran mengingat.
Pelajaran majas.
Bahwa losses adalah pleonasme daya listrik,
Manuver adalah Menyuarakan sajak di radio ttg pmt trip.
Pelajaran bermain voli, yg tak pernah berhasil menjadi ahli smas.
Smash yg selalu gagal.
Suatu kali harus
Terlelap pagi sebagai insomnia
Demi sebuah kebersamaan yang bernama PES2009
Bumi langit cahaya,
2010
Berlalu.
2011
Mas dodo,.
Pejalan kaki yang tabah
dan aku tau bahwa kau selalu hilang arah. Sebab itu, aku tak terlalu mampu mencintai alamatmu yang sering saja berubah.
Takut tersesat ke lain hati, seorang pemuda selalu membawa gps dalam setiap perjalanan hidupnya.
2015
Mas dodo
Mungkin sudah menjadi
Kembara atau nelayan.
Dilaut yg tenang atau bergelombang.
Pastinya
Nahkoda yg tangguh tidak lahir di laut yg tenang.
Selamat menempuh paragraf baru,
Di lembar yg baru.
Lanjutan dari dwilogi, trilogi,relikui atau apalah itu.
Kbm, 021015
Terimakasih teman :)
bahasa ini disusun, sebagai pengingat bagi kedua kaki tentang peta menuju rumah; bentang pemandangan yang akrab kukenal
Friday, October 2, 2015
Friday, August 7, 2015
Epitaph
Kita berjalan. Kemana tujuan?
adakah yang hendak berbagi angan? Angin?
Hanya mendesir dan tak pasti
sedang suatu saat, nanti, kita mati
Seperti berlayar. Kemana dermaga?
Jadi nelayan atau kembara?
Pada laut tenang atau gelombang?
Hanya kapal harus seimbang
Hidup tidak pernah perduli
Seperti seekor kuda hitam. Melaju ia
Sejauh padang rumput, seluas bujur pantai
Hidup tidak peduli, tenggelam atau mati
Asal masih cukup tenaga
Jangan! Jangan sekalipun menyerah pula!
Hidup!
Hidup di jalani! Hidup di layari!
kbm, 160615
adakah yang hendak berbagi angan? Angin?
Hanya mendesir dan tak pasti
sedang suatu saat, nanti, kita mati
Seperti berlayar. Kemana dermaga?
Jadi nelayan atau kembara?
Pada laut tenang atau gelombang?
Hanya kapal harus seimbang
Hidup tidak pernah perduli
Seperti seekor kuda hitam. Melaju ia
Sejauh padang rumput, seluas bujur pantai
Hidup tidak peduli, tenggelam atau mati
Asal masih cukup tenaga
Jangan! Jangan sekalipun menyerah pula!
Hidup!
Hidup di jalani! Hidup di layari!
kbm, 160615
Pelita
:MyWife
Wajahmu sering sayu
penuh bekas nakal si bocah nakal
Anak kita yang tampan
Matamu, hanya dua bola mata
Biasa saja. Tak ada kilau
seperti permata
Kau adalah pengeluh paling ulung
dalam hidup kita yang biasa
namun kita bedoa,
semoga bersahaja
dan cukup seperti begitu saja
Kau tidak sempurna
Tapi, Tuhan melekatkan ketidaksempurnaan
kita berdua. Dan kita saling dijaga
oleh cinta
oleh lengkung relung abadi Yang Maha Kuasa
kbm, 160615
Wajahmu sering sayu
penuh bekas nakal si bocah nakal
Anak kita yang tampan
Matamu, hanya dua bola mata
Biasa saja. Tak ada kilau
seperti permata
Kau adalah pengeluh paling ulung
dalam hidup kita yang biasa
namun kita bedoa,
semoga bersahaja
dan cukup seperti begitu saja
Kau tidak sempurna
Tapi, Tuhan melekatkan ketidaksempurnaan
kita berdua. Dan kita saling dijaga
oleh cinta
oleh lengkung relung abadi Yang Maha Kuasa
kbm, 160615
Permohonan Maaf
Kepada buku dan pena,
yang sering bertanya: "kemana jemari?"
permohonan maaf bagi mereka berdua
karena letih, karib setia waktu malam telah tiba
hingga, sajak hampa
puisi tak tercipta
kbm, 160615
yang sering bertanya: "kemana jemari?"
permohonan maaf bagi mereka berdua
karena letih, karib setia waktu malam telah tiba
hingga, sajak hampa
puisi tak tercipta
kbm, 160615
Hutan Milik Ibu
Dimana aku dapat membeli waktu?
atau kata-kata yang bisa kutempel pada dinding kamarku
Padahal pohon-pohon tua telah tumbuh dibalik punggungmu
Seperti lumut
Aku melihat asap tebal dari punggungmu yang terbakar
Seperti hutan milik ibuku,
yang sudah kehilangan kayu dan beribu-ribu
kenangan tentang masa lalu
Dari mulutmu muncul api
Sebab itu kau harus pandai menutup mulut
agar kebakaran tak dapat melahap waktu
yang sudah susah payah kau tukar dengan kata-kata
Kata-kata ku seperti lumut,
menempel ke pepohonan, dan memberikan keberanian
Seperti doa
Doa dariku untuk ibu
Untuk hutan miliknya, juga tanah serta akar dibawahnya
Semoga seluruh makhluk bumi sehat senantiasa
Hingga masa depan terjaga
Bagi semua anak cucu kita
kbm, 170415
atau kata-kata yang bisa kutempel pada dinding kamarku
Padahal pohon-pohon tua telah tumbuh dibalik punggungmu
Seperti lumut
Aku melihat asap tebal dari punggungmu yang terbakar
Seperti hutan milik ibuku,
yang sudah kehilangan kayu dan beribu-ribu
kenangan tentang masa lalu
Dari mulutmu muncul api
Sebab itu kau harus pandai menutup mulut
agar kebakaran tak dapat melahap waktu
yang sudah susah payah kau tukar dengan kata-kata
Kata-kata ku seperti lumut,
menempel ke pepohonan, dan memberikan keberanian
Seperti doa
Doa dariku untuk ibu
Untuk hutan miliknya, juga tanah serta akar dibawahnya
Semoga seluruh makhluk bumi sehat senantiasa
Hingga masa depan terjaga
Bagi semua anak cucu kita
kbm, 170415
Lagu Lelap
Aku mau terbangun dalam tumpukan buku
Dalam halaman-halaman cerita,
di kedalaman huruf dan tanda baca
Supaya saban malam aku mampu berdongeng
Untuk lelaki kecil tampan dan ibundanya,
menjelang lelap tidur mereka
*
Aku mau tidur khidmat dalam sebuah puisi
Di nina bobo kalimat-kalimat ku sendiri
Hingga aku bermimpi, tentang rumah
Tentang cinta, tentang seluruh perasaan bahagia di dalamnya
Dan tentang puisi
Jatuh cintaku yang paling abadi
kbm, 010315
Subscribe to:
Posts (Atom)