Apa yang diceritakan sebuah peradaban
tentang kabar duka di sebuah medan pertempuran?
Kaleng-kaleng mesiu yang amblas di parit prajurit
atau kaleng-kaleng susu bagi bayi yang ditinggal mati bapaknya
sebagai martir untuk menghentikan perang
yang ternyata hanya menambah daftar korban
pada kolom berita harian
sebuah surat kabar
Siapa yang telah menciptakan parut luka
pada luas punggung sejarah?
Pertemuan dua pasukan, atau dua keyakinan, atau dua kekuasaan
yang harus diselesaikan dengan tumpukan mayat
serta torehan darah?
Dua kumpulan manusia yang tampak sama,
mengapa harus saling melempar kekacauan?
Lalu mengapa terbit memar pada tembolok cakrawala
sehingga pagi datang selalu muram
tanpa memberi empati bagi seorang
gadis kecil yang hidup seorang diri ditinggal mati?
Mari bersama-sama menyesap dingin pada cangkir kita
Kita tak tahu gelas tua retak ini berisi apa
Namun semoga dapat membasuh dahaga dari mulutmu
serta mulutku
(yang kini sibuk menanam ranjau di bibirmu)
Mari mencari kata sepakat bagi akhir dari sebuah hikayat perang ini
agar peradaban yang terlanjur rusak tidak menjadi pemakaman
bagi dua mayat tak berharga
yang sibuk berbincang di kedai kopi
menyaksikan maghrib datang ditengah dentum dan desing perang yang semakin menua
kry, 280820
No comments:
Post a Comment