Tuesday, April 26, 2011

Perjalanan

Rupa arca batu menjelma hatimu
Yang senantiasa sendu, senantiasa bisu
Mungkin butuh sebuah upacara, atau sesaji khusus bila hendak mendekat
Harus ku bakarkan tujuh rupa dupa yang meruapkan seribu wangi bau cahaya
Lalu dalam hening sembahyang itu engkau akan berlalu,
menyeberangkan hatiku kembali ke tanah jawa

Di desir bibir pantai kuta,
desir dadaku seperti ingin menyatu dengan sukma Bali
Sukma jernih buih ombak biru laut dan putih pasir pesisir
Sukma serupa seperti sukma mu yang misteri
Yang membawa seribu hati ombang-ambing di tepi pantai
Bukan kuta, bukan sanur, pun dreamland
Namun pantai mu
Di biru hatimu

Di puncak
Rancak tetarian Kecak menghentak
Mengusik ragu hati pilu sunyi
Bisu patung Wisnu yang moksa tembaga,
menatap pelatarannya kembali ramai oleh sendratari
Dan, sepertinya aku sempat menangkap sorot mata sang garuda
Sorot serupa yang pernah ku temukan di matamu
Sorot teduh biru, mata anggun ungu
Kau tancapkan mantap di lubuk dada ku jutaan tahun lalu
Sementara jasad ku, kau kutuk kedalam gelap abu
Namun benarlah bahwa cerita tentang mu itu memang rahasia
Selalu lesap dalam ruap dupa cahaya
Selalu hanyut mengalir di desir gelombang sore pantai kuta

Bali, 240411

No comments: