Lemah tertahan pada sebuah jendela
meletakkan kakiku pada ruang gelap pekat
Terdengar bunyi lirih,
bagai orang-orangan sawah yang sedih
Pada lorong sepi,
seperti hantu tersesat
Pada ruang kamar ku melihat
sekelebat bayangan
Bulan
dari berkas cahaya lilin
Pada pigura retak, terdampar seorang gadis kecil
dengan bayang badannya terpantul di sudut kaca
Aku mencintai matamu yang bulat lebar
Telah ku ketuk nya lewat pintu belakang
Dan aku pun gemetar,
seperti denting pisau
Berhati-hatilah dengan permintaan
Malam sepi sunyi pada pantai tepi barat
lalu seketika semilir angin bertiup
ketika matahari terbit
Kemudian dering telepon memetik seakan letupan senapan,
bagai sirine menggema di bebatuan pantai
Secarik pesan hanyut di liuk lekuk sungai
sekotak paket yang tentu harus diantarkan
Saat hari tenggelam, setelah senja menua
Aku pasti 'kan tiba di sana
Kau pun pasti mengetahuinya
Aku mencintai matamu yang bulat lebar
Telah ku ketuk nya lewat pintu belakang
Dan aku pun gemetar,
seperti denting pisau
Berhati-hatilah dengan permintaan
Kulakukan ini semua sepanjang waktu
ketika ku tak dapat terbangun dari mimpi buruk
(dari waktu ke waktu)
Kulakukan ini semua sepanjang waktu
ketika tak mampu ku sampaikan maksudku
(dari waktu ke waktu)
Kulakukan ini semua sepanjang waktu
ketika ku suka memandangimu terlelap
(dari waktu ke waktu)
Kulakukan ini semua sepanjang waktu
ketika ku sering memikirkan mu saat bersamaku
(dari waktu ke waktu)
kry, 190824
No comments:
Post a Comment