malam terlarut di pekat kabut
dalam sujud antara roda dan aspal jalan raya
bibirku berbisik. membisikkan doa kepada malam yang luas
kepada dingin yang turun lekas
apa yang melaju tapi bergeming?
apa yang terhenti namun melesat melengking?
adalah kalimat
sajak paling hikmat
kepada nya aku terus bertirakat
mengusir kantuk yang terlanjur memberat
pelajaran ini bernama perjalanan
bagi kaum ku: perantau bintang
besok pagi kami harus tetirah
sebagai sekawanan lebah
doa kami berterbangan ke penjuru angkasa
bertebaran ke bunga-bunga
penuh pheromon, licin meluap dengan manis cinta
ku tempuh seluruh dingin tebal ini
menyusuri kelam pagi
meluruhkan jalan sepi
membawa pulang hati sendiri
tmg, 051116
No comments:
Post a Comment