Seketika itu seluruh sendi dalam tubuhmu kaku
Dihimpit ruang kamar,
Wajahmu memar biru
Dari setiap penjuru, dingin datang
Lalu sigap mencengkam, menyerang
Sakitnya menyala ke seluruh ruas tulang
Hingga ngilu mengerang
*
Cuaca berubah – ubah selalu, angin berlalu
Nyeri berkeretak tulang, bagai rumpunan bambu
Menahan beban kepala, tubuh, hati pilumu
Terasa itu begitu ngilu
*
Kau berdiri, walau goyah kaki
Walau tulangmu pedih peri
( sepertinya digigiti dingin pagi )
Namun kau bangun berdiri
Jangan takut ! Berlarilah !
Dalam gegap gelap kabut, menghilanglah !
Ngeri itu cuma kiasan, bagi penyakit menahun yang musti kau tahan
Jangan takut ! Ber-apilah !
Memar di tulangmu, tak acuhlah !
Angin, pergilah !
Kbm, 161111
No comments:
Post a Comment