Betapa canggung kita mencoba saling eja
Engkau dengan kalimat-kalimat mu,
sementara aku membawa rindu
Kita berdua berdiri di depan pintu
namun tak jua melangkah masuk
Hanya kedua bibir kita saja yang bertemu
dalam keheningan penuh ajuk
Kemudian kita membaca gerimis yang turun tiba-tiba
sambil berlarian diterpa hujan tanda baca
Kita pun basah kuyup,
sedangkan gemuruh mendung terus bergelayut di puncak punggung kita
Air mengalir pada rumput dan batu-batu
membasahi hening matamu,
serta menggenang di bilik dadaku
Begitu deras hujan turun lekas
aku bersyukur sembab mataku jadi tak terlihat olehmu
Mari, kita main hujan sama-sama!
sdj, 310518
No comments:
Post a Comment