Derak decit jam dinding membisikan waktu
lengan nya yang kurus terayun lurus terus
tak nampak hendak berhenti melaju
barang sedetik, atau sedetakan
Nampaknya memang tak ada yang mampu membuatnya berhenti maju
Umur yang terus berlalu
bertambah lurus terus
bersama jarum waktu
tak ada pula yang dapat berjalan balik ke arah masa lalu
atau mencoba istirahat dari kejaran detik yang berlarian
hingga satu persatu nanti
saatnya tiba
Hanya sebentuk puisi kita catatkan sebagai epitaf,
kenangan pada batu nisan
jasad-jasad akan pergi
waktu tetap akan terayun berlari, berlalu melaju
ingatlah,
kepada siapa kita akan siap kembali
sdj, 040518
No comments:
Post a Comment