:M. Ayub (kupenuhi requestmu. . :D )
Tangannya seperti mengepal kearah langit malam minggu, sambil kemudian ia berseru: "Ledakan kota ini, karena sebentar lagi aku akan singgah ke Tokyo!"
Dalam gegap itu, ia yang sejak dulu belum pernah bertanam bunga pun berteman rumpun kana, tiba - tiba menarik selimut seluas bentang sajadah kearah kami, melingkarkannya ke kerumun kami.
Kami ikut tertawa, saat matanya yang hitam legam ia timbul tenggelamkan, lembung lengkungkan, seraya menyigi keripik kentang dan sebotol pepsi soda.
Kami merobohkan dinding jemu, malam minggu itu.
ia yang selalu mahir baris berbaris dan membaca bujur garis, memimpin pasukan kami.
Tangannya mengepal paling tinggi di langit malam hari.
Dan setelah beberapa jengkal tawa, ia sekali lagi berseru:
"Terimakasih jagung yang agung, setelah kau terebus, lapar kami akhirnya terhunus!
Terimakasih rumput yang maha hijau, kau sudah membangunkan untuk kami taman yang serupa megahnya seperti taman di Babylonia!"
Lalu pertempuran kami tamat, setelah malam benar - benar mulai mengeluh lelah kepada nyala lampu di taman itu, arena perang kami. Kami berlalu, kami berpamitan kepadanya supaya kereta mesinnya lancar mengantarkan ia mengadu ke rumah ibu lagi. Untuk mulai bersiap melanjutkan perang dengan kantuk, seterunya yang abadi.
kbm, 240511
No comments:
Post a Comment